Halaman

Jatuh Cinta Sejuta Rasanya: Rasa Apa Sajakah Itu?


Jatuh cinta berjuta rasanya. Begitulah kiranya ungkapan klasik yang memancing pertanyaan: bila rasanya ada sejuta, rasa apa sajakah itu?
Yang jelas, dari kesemua jenis hubungan interpersonal, hubungan cinta menduduki tempat yang penting dalam kehidupan manusia. Beruntungnya, meskipun posisinya teramat esensial, tidak diperlukan keahlian ataupun ketrampilan khusus untuk jatuh cinta. Tak perlu belajar dulu untuk jatuh cinta karena ia datang secara alami. "We are born to love". Kita terlahir untuk mencinta, demikian ungkap Perdana Menteri Inggris, Benjamin Desraelli.  Begitupun, meski terlahir untuk mencinta, kita sering kesulitanmengartikan apa itu cinta.
Cinta adalah suatu perasaan yang dicirikan dengan kedekatan, kepedulian, keintiman, hasrat, dan komitmen. Cinta merupakan sebuah hubungan interpersonal yang dikembangkan, dipertahankan, dan terkadang pula dihancurkan lewat komunikasi. Disisi lain, komunikasi pun dapat menumbuhkan cinta.
Demikian sedikit telisik ilmiah mengenai arti cinta. Yang menarik di sini adalah, ternyata cinta tidak selalu muncul dengan sendirinya. Terkadang ia perlu diciptakan lewat komunikasi. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, dan di budaya Jawa dikenal pula ungkapan Witing tresno jalaran soko kulino (Cinta datang karena terbiasa). Cinta perlu diupayakan dengan membuka jalur-jalur komunikasi. Implikasinya, cinta tak mungkin hadir ketika salah satu pihak menutup diri akan peluang 'menumbuhkan'hubungan lebih lanjut; sebab pada hakikatnya hubungan antara dua orang yang saling mencinta adalah hubungan yang saling tergantung satu sama lain. Proses memberi-dan- menerima alias take and give mustahil berjalan mulus ketika salah satu pihak menutup diri untuk menerima ataupun membatasi diri untuk memberi.
Ketika cinta itu mulai tumbuh pun, cinta itu harus dijaga karena bukan tidak mungkin cinta itu dapat hancur lebur ketika proses komunikasi antara sepasang pecinta itu berjalan dengan tidak semestinya. Orang bisa saja mengatakan jatuh cinta dapat berawal dari mata turun ke hati yang terjadi secara spontan. Banyak pasangan yang menyatakan bahwa mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun, seberapa lama kesan indah dari pandangan itu bertahan? Dalam perkembangannya emosi juga harus diimbangi pertimbangan-pertimbangan realistis supaya dapat  dipertahankan.
Ah, mungkin mudah jatuh cinta, namun menjalin cinta bukanlah hal yang mudah. Mengurai dan menjalani 'rasa' cinta yang sejuta itu bukanlah hal yang sederhana. Menspesifikasi rasa yang sejuta itu pun bisa hampir mustahil dilakukan. Tambahan lagi, reaksi setiap orang saat jatuh cinta pun tidak sama. Ada yang langsung menyambut cinta itu, ada pula yang ragu-ragu dan akhirnya memilih membiarkan cinta itu pergi.
Adalah Lee (1976) seorang peneliti yang berupaya mengurai rasa cinta yang sejuta itu dan akhirnya merangkum rasa itu menjadi enam saja --eros, ludus, storge, mania dan agape. Setiap orang memiliki kecenderungan pada satu atau lebih jenis cinta tersebut. Nah, jenis pecinta yang manakah kita?
Eros : kecantikan dan seksualitasIngatkah Anda pada tokoh Narcissus dalam mitologi Yunani? Saking cintanya ia pada ketampanannya sendiri, ia memburu bayangan dirinya di air dan akhirnya mati. Sama seperti Narcissus yang jatuh cinta pada keelokkannya sendiri, cinta erotis berfokus pada keelokan fisik dan seksualitas, hingga sering mengesampingkan hal-hal non-materiil yang lebih penting. Sama seperti Narcissus yang tidak dapat menemukan sosok yang lebih elok dari dirinya sendiri, pecinta eros seringkali merasa tidak puasdengan hubungannya dan cenderung terganggu oleh kekurangan yang dimiliki pasangannya. Secara umum pecinta jenis ini dipandang bersifat seksual, menyenangkan, bahagia, serta optimis.
Ludus: hiburan dan kesenanganDalam lagunya yang berjudul Yesterday, kelompok musik era 60-an the Beatless, menuturkan "Yesterday, love was such an easy game to play." Cinta adalah sebuah permainan yang menghibur dan menyenangkan. Demikianlah kiranya pandangan pecinta jenis ini mengenai cinta. Layaknya sebuah permainan, semakin baik Anda bermain, semakin menyenangkan cinta itu. Cinta tidak dipandang sebagai suatu hal yang serius. Perasaan pun dikendalikan sedemikian rupa, hasrat selalu dijaga agar tetap dapat dikendalikan karena pecinta jenis ini takut 'jatuh' pada situasi di mana cinta itu berada di luar kendalinya. Karena menganggap cinta hanya sebatas permainan, wajar saja bila pecinta jenis ini hanya bertahan sejauh pasangannya dapat memberikan kesenangan. Ketika kesenangan itu memudar, memudar pulalah cinta itu. Kesetiaan bukanlah hal yang penting bagi pecinta jenis ini yang cenderung senang berpetualang. Sang 'pemain' cinta ini umumnya dipandang tidak peka, penuh rahasia, tidak jujur, egois, dan berbahaya.
Storge: Damai dan LambanPecinta jenis ini tidak pernah berupaya mencari pasangan namun lebih berupaya mengembangkan suatu hubungan pertemanan dengan  orang yang mereka kenal dan anggap nyaman untuk berbagi minat. Cinta tumbuh melalui suatu proses yang lamban dan bertahap. Saking lambannya, seksualitas cenderung muncul terlambat dan kala ia datang, ia sudah tidak lagi dianggap penting. Mungkin inilah yang disebut, witing tresno jalaran soko kulino itu. Pecinta jenis ini ditipekan sebagai seorang yang jujur, setia, matang, peduli, dan pengertian.
Pragma: Praktis dan TradisionalPara pecinta jenis ini sangat praktis dalam membina hubungan. Pecinta pragma memandang cinta sebagai suatu hubungan yang bermakna yang dapat membuat hidup lebih mudah dijalani. Pertimbangan-pertimbangan logis dan praktis disertakan dalam pemilihan pasangan. Apakah pasangan dapat mendukung karier, membantu pekerjaan rumah tangga, ataupun mengelola keuangan keluarga dengan baik adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat mungkin menjadi bahan pertimbangan pecinta jenis ini.
Meskipun terkesan datar, hubungan jenis ini umumnya langgeng. Pasalnya pecinta jenis ini sangat selektif dalam memilih pasangan dan mempunyai ekspektasi yang jelas dan realistis dari suatu hubungan. Ciri umum pecinta jenis ini adalah mengutamakan keluarga, perencana, teliti, pekerja keras, dan peduli.
Mania: Girang dan DepresifPecinta jenis ini amat bahagia karena mencintai pasangannya, namun di sisi lain sangat takut kehilangan pasangannya. Perasaan takut kehilangan ini terkadang menghambat kenikmatan dari suatu hubungan. Pecinta jenis ini sangat posesif. Ia sangat terobsesi pada pasangannya, dan di sisi lain sangat mengharapkan pasangannya juga memperlakukannya secara posesif. Saking berartinya sebuah hubungan cinta, pecinta jenis ini umumnya yakin ia tak dapat hidup tanpa cinta. Pencemburu, posesif, obsesif dan tergantung secara emosional adalah sifat-sifat yang umumnya digunakan untuk menggambarkan pecinta jenis ini.
Agape: kasih dan rela berkorbanPecinta jenis ini mengasihi siapa saja -- bahkan pada orang yang tidak mereka kenal dan tidak akan dijumpai kembali seumur hidup. Cinta jenis ini lebih bersifat spiritual. Jenis cinta yang sealur dengan yang diilustrasikan pada cerita orang Samaria yang baik hati di Alkitab. Cinta yang tak mengharap balasan. Pecinta jenis ini ditipekan sebagai jenis yang pemurah, peduli, rela berkorban dan penuh kasih.
Layaknya es krim, keenam 'rasa' cinta tersebut tak selalu muncul sendirian. Jenis storge, misalnya, dapat muncul bersama jenis pragma. Yang jelaskeenam 'rasa' tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk keberbagaian harapan manusia atas sebuah hubungan cinta. Hubungan cinta yang nampak membosankan dan lamban di mata seseorang dapat jadi merupakan hubungan yang memuaskan bagi orang lain. Sebaliknya, hubungan yang penuh gairah dan menyenangkan bagi satu orang bisa saja dianggap sebagai hubungan yang aneh dan gila-gilaan bagi orang lain. Singkatnya, setiap orang memiliki pandangan sendiri tentang apa yang dicari dari sebuah hubungan. Sayangnya, tidak sedikit orang yang tidak sadar tentang apa yang mereka cari dari sebuah hubungan.
Fakta lain dari keenam rasa tersebut adalah bahwa jenis hubungan dapat berubah seiring perkembangan. Cinta yang semula 'rasa' pragma bisa berubah menjadi 'rasa' eros yang meluap-luap. Sebaliknya eros bisa berubah menjadi storge ketika kembang-kembang itu sudah menghilang. Artinya, cinta itu bukan benda mati. Ia adalah sesuatu yang memiliki daya tumbuh sehingga perlu dijaga, dipupuk, dan dipelihara serta sesekali ranting-rantingnya perlu dipangkas untuk membentuknya. Tidak ada harga mati dalam cinta, dan tidak perlu langsung jatuh cinta untuk menjalin hubungan yang langgeng karena cinta itu dapat tumbuh perlahan. Ah, ternyata meski sejuta rasanya, cinta tak sebatas rasa....
Maka, pikir dahulu sebelum bilang 'I love you.'

Catatan:
Klasifikasi jenis-jenis cinta disadur dan diadaptasi dari
DeVito, J.A. (2007).The Interpersonal Communication Book. Boston:Pearson Education
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar: